Kata Pengantar untuk Terjemahan Kumpulan Esai Murakami
(Muh. Syahrul Padli, Ketua Komunitas Harukis Chapter Sulselbar)
Ada beberapa alasan mengapa saya mengorbankan waktu dan tenaga menerjemahkan seluruh esai dan orbituari Haruki Murakami. Sebagian besar didorong oleh hal sentimetil dan sebagian yang lain untuk kepentingan diri sendiri.
Saya adalah Harukis (pembaca garis keras Murakami). Dan sebagai Harukis yang senang menulis esai dan berusaha meniru gaya bertutur Murakami, menerjemahkan karya-karyanya adalah salah satu pilihan paling cepat — dan sekalian sebagai cara menajamkan kepekaan saya soal urusan pilihan kata yang tepat mewakili pikiran saya.
Yang tak terduga, dari menerjemahkan seluruh esai dan orbituari Murakami adalah, saya memasuki alam pikirannya dalam bentuk aslinya. Kenapa saya hanya bisa memasuki alam pikiran Murakami dalam bentuk aslinya lewat esai dan orbituarinya? Karena ketika saya membaca novel dan kumpulan cerpennya, alam pikiran Murakami tersamarkan dalam narasi maupun pandangan tokoh-tokohnya.
Contohnya ada banyak. Jika Anda pernah menamatkan novel panjang 1Q84, Anda akan menemukan salah satu tokoh yaitu Ayah Kawana Tengo yang pernah dikirim ke Manchuria untuk membuka lahan pertanian. Latar belakang elemen ini adalah cerita Ayah Murakami yang pernah jadi tentara selama wajib militernya yang kedua di sana. Ada juga sosok pemipin Sakikage yang punya karisma dan fisik besar seperti beruang. Kenampakan fisik dan karisma ini Murakami ambil dari kakeknya, Benshiki Murakami, yang merupakan pendeta kepala di sebuah kuil Budha. Akan sangat banyak detil dan elemen yang berpengaruh pada tokoh, latar tempat dan peristiwa serta kondisi jiwa tokoh-tokohnya. Selain itu, Anda juga akan menemukan alasan pirbadi Murakami yang melatarbelakangi kentalnya elemen kucing dan tema kesendirian dalam novel, novela dan kumpulan cerpennya — dan semua itu berasal dari pengalaman dan pemaknaan Murakami atas peristiwa-peristiwa di sekelilingnya sejak dia kecil, remaja hingga dewasa sampai sekarang.
Kumpulan esai dan orbituari ini menampung berbagai macam emosi Murakami. Juga berisi sejenis ‘pengalaman spiritual’ awal mula Murakami mendapat ilham menulis novel Hear The Wind Sing, proses penulisannya yang tak mudah serta pandangan politik dan pandangan pribadi Murakami atas suatu keadaan dan peristiwa.
Tak usah berpanjang-panjang kata, semoga pengantar singkat ini bisa memberi semacam bahan bakar bagi saya dan Anda untuk menelaah karya Murakami dari sisi berbeda dan memicu pembacaan serta pemaknaan yang lebih segar.
Takalar, 12 Januari 2020
Kamu bisa dukung saya untuk terus berkarya di https://saweria.co/muhsyahrulpadli
Berapa pun donasi kamu akan sangat membantu saya membeli kopi saset.
Untuk membaca esai-esai Murakami, silakan klik tautan di bawah ini:
1. Kelahiran Fiksi di Meja Dapurku
3. Seorang Novelis di Masa Perang
4. Boston, Dari Salah Satu Warga Dunia yang Menyebut Dirinya Seorang Pelari
5. Membuang Kucing
6. Novelis Pelari