Lanjutan Terjemahan Perpustakaan Misterius Karya Haruki Murakami (3)
(Penerjemah: Muh. Syahrul Padli)
(3)
Aku bergidik. Sejujurnya, aku sama sekali tidak ingin belajar tentang perpajakan di masa Kekhalifaan Turki Utsmaniyah. Rasa penasaran tiba-tiba saja muncul di kepalaku saat perjalanan pulang sekolah. Semakin dalam rasa ingin tahuku, semakin aku bertanya-tanya, bagaimana penguasa Utsmaniyah memungut pajak warganya? Begitulah ceritanya. Dan ketika masih kecil, ibu memberitahuku petuah ini: jika kau tidak tahu sesuatu, pergilah ke perpustakaan mencaritahunya.
“Tak usah repot-repot,” kataku. “Ini benar-benar tidak begitu penting. Hanya rasa ingin tahu sepintas saja, tidak lebih…”
Aku hanya ingin keluar dari ruangan yang menyeramkan ini secepat mungkin.
“Jangan main-main denganku,” orang tua itu membentak. “Kami memiliki sejumlah seri tentang pemungutan pajak di masa Kekhalifahan Utsmaniyah. Apa kau datang ke sini hanya dengan niat mengerjai seseorang? Begitu kan? “
“Tidak, pak,” aku tergagap. “Saya tidak bermaksud melakukan hal seperti itu. Saya tidak bermain-main dengan siapapun.”
“Kalau begitu tunggu aku di sini!”
“Iya, pak,” jawabku.
Lelaki tua itu bangkit dari kursinya. Kembali membungkuk, dia berjalan ke pintu besi di belakang ruangan itu. Ia membukanya lalu lenyap dari pandangan begitu saja.
Aku berdiri di sana selama sepuluh menit, menunggu dia kembali. Beberapa serangga hitam kecil menempel dan terbang di bawah kap lampu baca.
Tak lama kemudian, lelaki tua itu kembali membawa tiga buku tua tebal. Bau kertas kunonya tercium sebentar sebelum debunya berhamburan ke udara.
“Kau beruntung,” seru orang tua itu sambil tersenyum. “Kami memiliki buku-buku tentang Sistem Pajak Kekhalifaan Turki Ustmaniyah, Catatan Harian Seorang Pemungut Pajak Kekhalifaan Turki Ustmaniyah dan Penghapusan Pajak dan Penindasan Masyarakat di Masa Kekhalifaan Turki Ustmaniyah. Koleksi yang mengesankan bukan, akui saja.”
“Terimakasih banyak,” ucapku sopan. Aku mengambil buku-buku itu dan langsung menuju pintu.
“Tunggu dulu,” pria tua itu memegang pundakku. “Ketiga buku itu harus dibaca di sini — dalam situasi apa pun buku-buku itu tidak boleh keluar dari tempat ini.”