Lanjutan Terjemahan Perpustakaan Misterius Karya Haruki Murakami (2)

Muh. Syahrul Padli
2 min readJun 14, 2020

--

(Penerjemah: Muh. Syahrul Padli)

ilustration source: https://www.pinterest.co.uk/

(2)

Aku menuruni tangga panjang. Berbelok ke kanan. Lalu berjalan menyusuri koridor gelap. Tak begitu lama akhirnya aku sampai di sebuah pintu dengan papan bertuliskan 107. Aku sering mengunjungi perpustakaan, tapi fakta ruangan itu ada di bawah tanah adalah hal baru bagiku.

Aku mengetuk pintu. Itu ketukan biasa. Ketukan yang sering kulakukan sehari-hari. Namun terdengar seolah ada yang memukul gerbang neraka dengan tongkat bisbol. Suara ketukanku bergema menakutkan di koridor. Aku berencana berbalik lari .Tapi aku tidak benar-benar melangkah sedikit pun, meski aku mau. Itu bukan sikap yang diajarkan orangtuaku. Ibu mengajariku hal ini: jika kau mengetuk pintu, kau harus menunggu di sana sampai ada yang menjawab.

“Masuklah,” kata suara dari dalam. Nadanya rendah tapi tetap terdengar.

Pintu kubuka.

Seorang laki-laki tua pendek duduk di belakang sebuah meja kecil kusam di tengah ruangan. Bintik-bintik hitam kecil di wajahnya seperti sekawanan lalat. Kepalanya botak. Ia memakai kacamata berlensa tebal. Kebotakannya hanya sebagian; ia memiliki rambut putih keriting yang terpampang di kedua sisi kepalanya. Kepalanya mirip gunung yang baru dilanda kebakaran dashyat.

“Masuklah, nak” kata orang tua itu. “Ada yang bisa kubantu?”

“Saya sedang mencari beberapa buku,” ucapku malu-malu. “Tapi saya melihat Anda sedang sibuk. Saya akan kembali lagi ke sini di lain waktu

“Jangan banyak basabasi, nak,” jawab orang tua itu. “Ini adalah profesiku — aku tidak pernah terlalu sibuk! Katakan buku apa yang kau cari!

Cara laki-laki tua itu berbicara sangat lucu, pikirku. Dan wajahnya sama anehnya. Beberapa helai rambut panjang melewati daun telinganya. Tergelincir sedikit hingga ke bawah dagu lancipnya.

“Dan apa sebenarnya yang kau cari, teman mudaku?”

“Saya ingin tahu bagaimana cara pajak dipungut di masa Kekhalifaan Turki Utsmaniyah,” kataku.

Mata orang tua itu bercahaya. “Ah, begitu,” ucapnya. “Cara pajak dipungut di masa Kekhalifaan Turki Utsmaniyah. Itu pilihan bacaan yang menarik, sungguh!”

Kamu bisa dukung saya untuk terus berkarya di https://saweria.co/muhsyahrulpadli

Berapa pun donasi kamu akan sangat membantu saya membeli kopi saset.

Baca bagian selanjutnya sini

Baca bagian sebelumnya di sini

--

--

Muh. Syahrul Padli
Muh. Syahrul Padli

Written by Muh. Syahrul Padli

A Science and Physics Teacher, An Educational Researcher, co-Founder of YT Bawah Pohon Science. Instagram: @syahrul_padli. Email: syahrulpadlifisika02@gmail.com

No responses yet