Melihat Film Tenet dengan Fisika
(Penulis: Muh. Syahrul Padli, Bawah Pohon Science)
Bagaimana jika masa depan bisa diubah dengan kembali masa lalu? Dan bagaimana jika perjalanan ke masa lalu bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang menggunakan prinsip Fisika layaknya di film Tenet?
BAB 1 (PENDAHULUAN)
Setiap orang punya ukuran atau standar untuk menandai perubahan dan berjalannya waktu.
Bayi ke balita. Remaja ke dewasa. Jomblo lalu menikah. Bersama lalu berpisah. Hidup ke mati dan sebagainya.
Jam dan tanggal adalah patokan manusia pada umumnya. Jarum yang berputar, tahun yang berganti adalah tanda yang kita pakai bahwa waktu telah membawa kita dari masa lalu ke masa depan.
Tapi apakah itu waktu? Apakah hanya putaran jarum jam yang bergerak melingkar? Ataukah angka di kalender yang bergantian secara berurutan?
Fisika bukan hanya menjadikan jam, stopwatch sebagai penanda atau alat pengukur waktu. Perubahan dari suatu objek juga dianggap sebagai penanda waktu.
Kita menyadari peralihan atau gerak waktu melalui perubahan entah yang terjadi pada diri kita maupun yang terjadi di sekeliling kita.
Gelas kaca yang jatuh dan pecah tak akan bisa kembali seperti semula. Meski setiap serpihan dilem, tetap ada tanda yang menyatakan bahwa gelas tak seperti semula.
Tinta biasa yang diteteskan ke air akan menyebar dan tak sebaliknya. Tak pernah ada proses di mana tinta biasa yang telah menyebar kembali jadi satu titik tanpa bantuan alat canggih tertentu atau penyaringan khusus.
Daun yang jadi pucuk, menghijau lalu menguning dan akhirnya jatuh ke tanah.
Gelas kaca jatuh, daun menguning dan tinta yang menyebar dalam air adalah peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa ada sejenis aliran waktu yang berlaku untuk semua benda.
Gelas yang utuh adalah masa lalu. Dan gelas yang pecah adalah masa depan. Tinta yang masih berbentuk tetasan adalah masa lalu. Tinta yang telah menyebar di air adalah masa depan. Daun yang hijau adalah masa lalu. Daun yang menguning adalah masa depan.
Ada titik masa dari perubahan keadaan beberapa objek tadi.
BAB 2 (ASPEK FISIKA)
Dalam Fisika, entropi dari sebuah sistem selalu bertambah. Seperti menandakan bahwa ada perbedaan keadaan.
Sifat yang mirip arah panah waktu ini punya kesamaan dengan sebuah besaran dalam Fisika yang disebut entropi.
Jika waktu selalu melaju ke masa depan maka begitu juga entropi, selalu membesar. Inilah dasar pengaitan antara waktu dan entropi.
Entropi sering diartikan sebagai ukuran kekacauan atau ukuran perubahan. Semakin besar entropi, semakin besar kekacauan atau semakin besar laju perubahan.
Besaran atau kuantitas bernama entropi ini ada dalam topik Termodinamika dan Fisika Statistik. Pada umumnya terkait dengan kalor, suhu dan besaran termodinamis lain.
Secara teoretis entropi bukanlah kuantitas yang terkait langsung dengan waktu.
Entropi dikaitkan dengan waktu adalah tafsiran populer. Sama halnya dengan tafsir multiverse yang terinspirasi dari prinsip dekoherensi atau keruntuhan fungsi gelombang dalam Mekanika Kuantum. Jadi, sebaiknya Anda tak terlalu berharap kebenaran dari sains populer.
Meski begitu, mari kita singkirkan dulu pandangan kaku dan dingin khas Fisikawan. Mari kita sama-sama menganggap bahwa entropi memang berkaitan dengan waktu. Supaya lebih seru.
BAB 3 (FILM TENET)
Christopher Nolan adalah sutradara sekaligus penulis skrip yang sering menaruh bumbu Fisika dalam film-filmnya.
Interstellar contohnya. Film ini bercerita tentang penjelajahan luar angkasa, blackhole, wormhole, relativitas dan ruang dimensi tinggi.
Tenet adalah film kedua Nolan yang terinspirasi dari teori Fisika. Khususnya hukum kedua Termodinamika yang berkaitan dengan entropi.
Film Tenet sendiri bercerita tentang time inversion atau pembalikan waktu untuk menghentikan tokoh jahat menghancurkan dunia.
Ide Nolan berasal dari pembalikan entropi. Jika waktu yang berjalan ditandai dengan entropi yang meningkat, bagaimana jika membalik entropi? Nolan menganggap jika entropi berhasil dibalik, maka penjelajahan waktu ke masa lalu dimungkinkan.
Waw. Ini adalah ide time traveling yang antimainstream dan keluar dari pakem-pakem film sains fiksi Hollywood. Dan itu yang membuat film TENET layak untuk dibahas.
Jadi kita berandai-andai saja dulu. Karena setidaknya untuk saat ini, membalik entropi mustahil dilakukan.
Alat penjelajah waktu dalam film TENET digambarkan bisa membalik entropi benda dan manusia secara terbatas.
Nolan cukup jeli untuk membuat alat itu bisa bekerja dengan mengisolasi entropi benda atau manusia kemudian membalik entropinya.
Efeknya adalah waktu yang berjalan mundur. Gerak peluru yang bukannya keluar dari moncong senjata tapi malah dari luar masuk.
Jika dunia ini mirip video maka membalik entropi benda atau seorang manusia mirip dengan mengisolasi benda atau seorang manusia itu agar sekelilingnya tetap seperti biasa namun dia berjalan sebaliknya atau mundur.
Aneh kan?
Apakah mustahil?
Mari kita pikirkan hal ini!
Untuk membuat balok es tak mencair, dibutuhkan kulkas yang ditenagai listrik. Itu demi membuat entropi tak membesar secara siginifikan dalam kulkas.
Contoh lain, untuk membuat segelas kopi tetap panas atau hangat maka dibutuhkan pemanas. Untuk menghidupkannya dibutuhkan juga energi listrik.
Dibutuhkan energi untuk mempertahankan sebuah kondisi dan lebih banyak lagi energi yang habis untuk lebih mendinginkannya atau membalik entropinya.
Dalam Fisika, entropi juga bisa diartikan sebagai informasi yang hilang dari perubahan.
Untuk mengembalikan gelas kaca yang telah pecah kembali ke bentuk semula maka dibutuhkan informasi awal tentang bentuk kaca itu: kemulusannya, beratnya, tingginya dll.
Dibutuhkan energi dari luar untuk setidaknya mengembalikan ke bentuk semula. Itu pun hanya di level makroskopis. Pada kaca jenis tertentu, serpihan kecilnya hilang.
Retakan yang ada pada gelas kaca itu juga menandakan adanya serpihan yang tak lengkap. Kalaupun ada alat yang bisa menghapus retakan dan menambalnya, maka materi dari gelas kaca itu tak sama lagi dengan gelas kaca sebelum pecah.
Lagi-lagi dibutuhkan energi besar untuk mempertahankan atau membalik sebuah objek ke kondisi awalnya.
Bab 4 (Kesimpulan)
Pembalikan waktu atau time inversion ini hanya mungkin dengan syarat tambahan bahwa waktu adalah ilusi sehingga gerak waktu pun adalah ilusi yang muncul dari keterbatasan otak kita.
Alat ini alih-alih mengisolasi entropi dan membalik entropinya melainkan hanya mengubah persepsi otak atas aliran waktu.
Sehingga cara kita bernapas pun akan terbalik, cara kita berjalan, cara kita bicara, cara kita berkelahi yang perlu penyesuaian.
Syarat kedua agar penjelahan waktu ala Tenet ini benar adalah, setiap kejadian baik yang terjadi di masa lalu, masa depan dan masa sekarang telah eksis secara bersamaan. Seperti film dalam bentuk CD yang seluruh informasi adegannya telah ada secara bersamaan. Apa yang kita lihat sebagai laju waktu adalah keterbatasan indra dan alat pemutar CD kita.
Namun ada modifikasi sedikit dengan analogi ini. CD kehidupan para tokoh bukan hanya berisi satu jalan cerita, melainkan tak hingga jalan cerita.
Dengan demikian, perjalanan waktu ala tokoh Nolan ke masa lalu sebenarnya adalah perjalanan persepsi atau malah perpindahan kesadaran menuju realitas atau multiverse lain.
Tapi pada akhirnya, film untuk dinikmati dulu lalu dipikirkan. Jangan terbalik.
Jika kamu sudah menonton film sains fiksi dan ingin dapat perspektif berbeda dari sisi sains, jangan lupa subscribe chanel Bawah Pohon Science yah. Kunjungi kami di sini untuk dapat konten lain yang jauh lebih keren.
Salam apapun itu untuk ilmu pengetahuan!