Orang Gila yang Menghilangkan Diri Sendiri

Muh. Syahrul Padli
4 min readDec 14, 2020

--

(Cerpen Muh. Syahrul Padli)

image source: tumblr.com

Kelak akan ada orang gila bicara tentang cara menghilangkan diri sendiri dan orang lain. Jika kau menjumpainya di suatu tempat, menjauhlah. Aku akan menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi sehingga kau tahu alasanku melarangmu mendekat ke arahnya.

Aku datang pada hari di mana ia menghilang dari dunia. Aku tak ingin orang-orang yang datang melayat menganggapnya mati penasaran, walaupun aku yakin Syueb tak punya alasan mati penasaran dan menghantui warga.

Ia menghilang pada umur lima puluh enam dan selama hidupnya ia dua kali gagal mewujudkan apa yang ia inginkan. Yang ketiga sebenarnya hampir saja gagal andai petugas rumah sakit jiwa terlebih dahulu meringkusnya. Namun, sebagaimana manusia yang menolak disebut gila, ia melawan dan memilih mempercepat proses menghilangnya di dalam kamarnya untuk membuktikan kepada orang lain kalau ia bukan seorang pembual.

Aku tahu banyak tentang riwayat hidupnya. Kami bersahabat sejak kecil. Syueb satu tahun di atasku dan waktu kami masih SMP, orang tuanya berlangganan majalah mistis dan aku suka membaca majalah-majalah di rumahnya. Aku juga suka mengikutinya jika ia pergi jalan-jalan ke Makassar.

Kami pernah melihat tukang sulap di alun-alun Pantai Losari memamerkan atraksi menghilangkan kelinci dengan perantara topi. Itu pertunjukan sulap paling memukau yang pernah kami lihat dan fakta bahwa kelinci bisa menghilang di dalam topi tampaknya terus melekat di benak Syueb. Ia yakin tukang sulap itu seorang yang menguasi teknologi alien. “Hanya orang yang tahu ilmu alien yang bisa menghilangkan sesuatu yang pernah ada menjadi tiada,” katanya. Kubilang padanya mungkin tukang sulap itu menguasai ilmu teleportasi kuantum yang pernah dipraktikkan Nabi Sulaiman. “Bisa jadi,” balasnya.

Tak lama setelah itu ia membeli buku sulap untuk pemula dan buku Menguasai Teknologi Canggih Leluhur dan melatih diri berbulan-bulan untuk menghilangkan benda-benda kecil. Mulai dari kelereng, botol air kemasan sampai sampah plastik. Belakangan ia juga membeli buku Menyibak Misteri Dunia Metafisika, sebuah buku yang membuat gairahnya kian meluap, dan ia rajin menceritakan kepadaku setiap kali berhasil mewujudkan hal-hal yang menurutnya ajaib melalui panduan-panduan dari buku tersebut.

Beberapa ceritanya bisa kupercaya, beberapa yang lain terdengar seperti bualan. Ia menceritakan apa saja dengan sungguh-sungguh dan aku mendengar semua ceritanya juga dengan sungguh-sungguh, bahkan ketika aku menganggap ia sedang membual. Kejanggalan pertamanya muncul pada hari Kamis dua bulan setelah ia membeli buku itu. Aku sedang menunaikan hajat di kamar mandi saat kudengar suaranya di balik pintu. “Rul, aku berhasil,” katanya, seperti berbisik tapi masih kedengaran jelas. “Aku bisa menghilangkan bungkus permen”

“Siapa?” tanyaku.

“Syueb,” katanya

“Tunggu dulu. Aku berak. Ada apa?”

“Aku bisa menghilangkan bungkus permen,” ulangnya lebih keras.

“Aku tak percaya. Aku baru percaya kalau kau bisa menghilangkan taiku.”

“Sekalian kuhilangkan ususmu saja.”

“Tunggu aku di ruang tamu. Aku tidak bisa tenang berak kalau kau ada di depan pintu WC.”

Aku keluar dari WC menuju ruang tamu. Belum sempurna pantatku menyentuh sofa, ia menjelaskan dengan berapi-api kesuksesanya menghilangkan bungkus permen meski aku menaruh curiga pada apa yang disampaikannya.

“Cara menghilangkan bungkus permen itu adalah dengan menggunakan perantara api. Dibakar. Wuuush. Bungkus permen itu hilang.”

“Apa kau gila? Membakar bungkus permen tidak sama dengan menghilangkannya. Kau cuma mengubah bentuknya menjadi lelehan plastik.”

“Itu tahap awal penghilangan. Ada tiga macam bentuk penghilangan benda. Pertama menghilangkan bentuk dan atribut dasarnya; kedua menghilangkan benda itu dari pandangan; ketiga menghilangkan benda itu dari dunia.”

“Jadi maksudmu kau berhasil menguasai teknik penghilangan tahap pertama?”

“Tentu saja. Jenis kedua dan ketiga hanya menunggu waktu untuk diwujudkan. Dan semua itu tentu atas izin Allah.”

Ia bergeser ke cerita lain beberapa minggu kemudian. Ia bilang buku Menyibak Misteri Dunia Metafisika ternyata juga mengajari cara melihat kehidupan makhluk tak kasat mata. Katanya, “Makhluk itu tak terlihat karena ada di dimensi yang lebih tinggi. Mereka bisa melihat kita, kita tak bisa melihat mereka. Aku juga bahkan bisa melihat masa lalu dan masa depan. Perlahan-lahan, aku menjelma makhluk dimensi tinggi.”

Hanya berselang tahun setelah obrolan itu, ia menghilang dari dunia dengan cara yang ganjil. Ia mengunci kamarnya dari dalam dengan papan yang dipaku ke dinding, dan saaat dibuka, ia tak ada di dalam sana. Ia moksa ke langit, kata orang pintar yang diundang oleh pihak keluarganya.

Aku ada di rumahnya yang terletak di dekat kantor kelurahan setelah kejadian aneh itu. Aku tak kaget sama sekali. Aku malah berpikir sekarang ia mungkin lebih tenang di alam sana. Para pelayat datang mendoakannya dan aku menyingkir dari mereka. Aku tidak mendoakannya karena tidak tahu apakah ia mati atau hanya menghilang dari dunia sementara waktu.

Di sudut rumahnya, momen dan percakapan terakhir kami berkelabat di dalam kepalaku.

“Kenapa kau tega padaku, Rul?” tanyanya. “Kau membuatku terkesan sebagai pembual. Apa maksudmu kau pengaruhi keluargaku agar memanggil petugas rumah sakit jiwa datang menjemputku?”

“Terpaksa kulakukan, Syueb,” kataku. “Kau sudah kelewatan terobsesi dengan hilang menghilangkan benda. Kau bahkan ingin menghilangkan dirimu sendiri dari dunia ini.”

“Kita berteman sejak kecil dan kau mengkhianatiku.”

“Ya, kita berteman baik. Karena itulah aku menjagamu dari kemungkinan menghancurkan diri sendiri dan keluarga.”

“Apa kau tak mengerti kalau aku bukan lagi makhluk di dimensi ini?”

“Jangan membual.”

“Kau menghancurkan kepercayaanku dan sekarang aku tak bisa lagi percaya siapa pun.”

“Kau bisa percaya padaku, Syueb. Tapi setelah kau sembuh.”

“Aku tidak gila. Pikiranku yang tak bisa kau jangkau lagi.”

Kupikir, sejak dulu, mungkin aku memang tak pernah mengerti pikirannya. Kami memang memiliki banyak kegemaran yang sama dan kami pernah membaca buku yang sama tentang alien dan teori konspirasi. Tapi, aku sudah melupakan teori-teori seperti itu dan entah mengapa ia terus mengingatnya bahkan sangat menghayatinya. Hingga akhirnya ia mempraktikkannya.

Setelah tahun-tahun berlalu, saat peristiwa aneh itu mulai dilupakan, ia muncul kembali di tempat di mana ia menghilang. Kata istrinya, ia menjadi gila. Ucapannya tentang dunia baru dan makhluk-makhluk di sana, tak ada yang dimengerti. Bahkan ia mengajak istri dan anaknya untuk menghilang dari dunia ini. “Ada tempat yang lebih baik dari dunia ini. Tempat tanpa penderitaan,” katanya berulang-ulang.

Kini kau sudah tahu. Kelak ketika ada orang gila bicara tentang cara menghilangkan diri sendiri dan orang lain, menjauhlah darinya.

Takalar, 3 Desember 2019

--

--

Muh. Syahrul Padli
Muh. Syahrul Padli

Written by Muh. Syahrul Padli

A Science and Physics Teacher, An Educational Researcher, co-Founder of YT Bawah Pohon Science. Instagram: @syahrul_padli. Email: syahrulpadlifisika02@gmail.com

No responses yet