Ribetnya Jadi Sarjana Fisika yang Balik Kampung

Muh. Syahrul Padli
3 min readFeb 10, 2021

--

(Muh. Syahrul Padli)

creativecommons.org

Berapa banyak sih jurusan di kampus yang ngarahin lulusannya bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat? Banyak, tapi Fisika bukan salah satunya. Fisika adalah ilmu yang bisa membantu Einstein, Bohr dan Faraday untuk mengubah dunia, tapi tak akan membantu lulusannya mengubah kampung kecilnya.

Sarjana Fisika mengabdi kepada kampungnya denga cara apa coba? Bikin kemandirian energi berbasis briket tai kucing? Terus bagaimana yang lulusan Fisika Teoretik?

Tunggu! Mungkin kalian belum terlalu sering mendengar apa itu Fisika Teoretik. Saya jelaskan sedikit.

Begini. Fisika, secara sederhana, bisa digolongkan dua jenis: fisika aplikatif dan teoretis. Fisika aplikatif itu bisa berhubungan dengan kesehatan, kelistrikan, komputasi, kecerdasan buatan dan rekayasa bahan. Pokoknya yang berguna langsung untuk industri atau bisa dikembangkan dalam waktu relatif pendek untuk manfaat langsung pada bidang-bidang yang menghasilkan cuan.

Fisika Teori itu yang kajiannya tentang alam semesta, mengolah data pengamatan dan mengkaji serta mengembangkan rumus-rumus. Singkatnya, fisika teoretik itu fisika yang kebanyakan tak ada gunanya untuk industri di mana orang yang mempelajarinya lebih banyak sendirian sambil mencakar persamaan-persamaan. Kebenaran yang dicapai pun harus ditunggu pembuktiannya selama berpuluh-puluh tahun bahkan beratus-ratus tahun tergantung kemampuan teknologi mendekati akurasi yang dibutuhkan para eksperimentalis.

Bayangkan saja, jika Anda mempelajari sesuatu seperti Fisika Teoretik, dan tiba-tiba balik ke kampung, apa yang bisa Anda lakukan dengan skill mencakar persamaan dan memahami alam bekerja? Memangnya masyarakat butuh artikel atau paper ilmiah Anda untuk menunjang perkembangan padi di sawah mereka?

Tapi kan tidak semua anak Fisika Teori hanya belajar Mekanika Kuantum dan Relativitas Umum? Memang tidak semuanya. Sayangnya, banyakan yang tidak. Coba tanya anak Fisika Teori, berapa banyak yang berorganisasi, masuk UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), belajar hal-hal aplikatif seperti desain grafis, psikologi perilaku untuk menunjang penjualan barang, aplikasi teori pilihan untuk membuat iklan yang memengaruhi alam bawah sadar dan semacamnya?

Fisika Teori butuh waktu yang tak sedikit untuk dipahami. Waktu untuk membaca buku teks, waktu untuk mencakar persamaan, waktu berdiskusi dengan teman yang passion-nya sama dan waktu untuk mengatur waktu agar kesehatan fisik serta mental tidak memburuk. Fisika Teori menuntut fokus dan kesendirian sehingga sangat tak sehat secara sosial bagi orang yang mempelajarinya — dan tak punya privilese mental kuat.

Hmmm. Berat juga yah. Nah karena saya salah satu lulusan Fisika dengan konsentrasi riset Fisika Teori dan memilih hidup di kampung selama beberapa tahun ini, berikut saran saya untuk sarjana fisika lain yang pulang kampung dan ingin berkontribusi kepada masyarakat.

Pertama, budidaya pepaya saja

Budidaya pepaya ini bagus loh untuk berkontribusi pada masyarakat. Tanamnya tidak susah dan pepaya bukan jenis tumbuhan yang manja. Kalau tidak punya lahan, tanam di sekitar rumah saja dulu. Anda tak butuh pupuk macam-macam atau racun hama tertentu jika Anda belum punya budget. Cukup pupuk kompos saja dulu. Ketika berbuah setelah sekian bulan, berilah kepada yang membutuhkan. Niscaya itu memberi manfaat langsung. Bagaimana? Logis bukan?

Jangan jadi teller Bank karena teller Bank itu pekerjaan yang manfaatnya kebanyakan hanya untuk nasabah Bank. Berapa sih masyarakat yang punya rekening Bank? Biarlah lulusan lain saja yang jadi teller bank, lulusan Fisika, jangan.

Kedua, tanam jambu biji

Jambu ini juga bagus loh untuk berkontribusi pada masyarakat dan alam. Jambu disukai bangsa kelelawar dan manusia. Jadi, Anda bukan hanya berkonrtribusi untuk masyarakat dari bangsa manusia tetapi juga dari bangsa binatang. Sungguh kntribusi yang sangat banyak bagi kelnagsungan kehidupan di muka Bumi.

Untuk biaya hidup bagaimana?

Jadi wartawan saja. Menulis persamana matematika sudah jadi makanan sehari-hari. Menulis berita, mungkin, jauh lebih mudah.

Saya mantan wartawan di salah satu anak perusahaan KG. Dan hidup sebagai wartawan tak buruk-buruk amat untuk lulusan Fisika Teori seperti saya.

Tapi, jadi apa pun kalian di masyarakat setelah pulang kampung, tak usah terobsesi dengan standar harus berguna. Ini standar yang berasal dari harapan tinggi orang-orang di kampung. Harapan ini wajarbelaka karena kebanyakan mereka termakan doktrin bahwa orang yang kuliah sudah pasti pintar dan serbabisa. Padahal, Universitas hanya wadah belajar pada replika dunia. Dunia sebenarnya adalah di masyarakat. Sayangnya, tak semua kita siap dengan peralihannya.

Berguna dan tak bergunanya seorang lulusan Universitas, apa pun jurusannya sewaktu kuliah, tidak ditentukan dari tahun-tahun awal kembalinya. Ini adalah proses panjang. Jika kita tak berguna pada waktu sekarang, barangkali di waktu yang akan datang kita berguna. Setidaknya sebagai contoh dari orang yang memilih jurusan yang dianggap tak berguna.

--

--

Muh. Syahrul Padli
Muh. Syahrul Padli

Written by Muh. Syahrul Padli

A Science and Physics Teacher, An Educational Researcher, co-Founder of YT Bawah Pohon Science. Instagram: @syahrul_padli. Email: syahrulpadlifisika02@gmail.com

Responses (1)